Jumat, 19 Juni 2015

PERDAGANGAN RAHASIA INDONESIA-ISRAEL



Mayoritas masyarakat Indonesia berkeinginan untuk membebaskan palestina dari penjajahan. No relation to Israel!
Siap siap lah gigit jari kawan, karena kalian telah ditipu.

Pada zaman soeharto, Israel berkali kali menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Negri ini selalu menemui jalan buntu. Thn 1993, diam diam PM Israel Yitzhak Rabin terbang ke Cendana untuk melobi soeharto, Rabin pulang denga tangan kosong. Begitu besar potensi Indonesia bagi Israel sehingga berkali kali mereka mencoba membujuk agar hubungan itu bisa terjalin. Semua sia sia, Karena tak mungkin rakyat Indonesia mengizinkan jalinan itu.

Semua berakhir ketika rezim berganti pada era Abdurrahman Wahid. Meskipun tidak terang terangan membuka jalur diplomatik ini, namun hubungan ekonomi terjalin mesra dan sedikit masyarakat yg mengetahui kabar ini. Di sebuah wawancara media asing dan dikutip dalam buku tulisan Herry Nurdi (2009), Gusdur berkomentar "jika saya ditanya, saya akan terus terang pada anda, bahwa Israel jauh lebih dekat dihati saya dibanding dengan negara-negara ini. Terutama, karena Israel punya teknologi yg bisa menarik investasi, sedangkan negara negara ini tidak punya apa apa yg bisa ditunjukan kecuali kemiskinan dan kesengsaraan." Pada saat itu juga Jusuf Kalla sebagai menteri perdagangan, mencabut pelarangan hubungan dagang Indonesia dan Israel yg sudah terputus sejak 1967.

Hubungan rahasia itu berlanjut pada rezim SBY. Tahun 2005 menlu hasan wirayuda bertemu dan berdiskusi dengan menlu Israel, Silvan Shalom di New York. SBY segera menepis bahwa tak ada yg gelap dari pertemuan itu karena Indonesia konsisten ingin terus membantu perjuangan rakyat Palestine. Maknanya, membuka hubungan ekonomi kepada Israel berarti memberikan keuntungan ekonomi dari Indonesia yg bisa digunakan untuk memupuk kekuatan militernya. Namun tiba tiba tahun 2006, KADIN (Kamar Dagang Indonesia) yg dipimpin M. Hidayat mengunjungi Israel dan menandatangani perjanjian dagang kedua negara.

Bahkan diperayaan kemerdekaan Israel ke-64 di Singapore, sejumlah pejabat tinggi Indonesia dan utusan KADIN, termasuk Ferry Mursyidan Baldan (sekarang salah satu petinggi partai Nasdem) turut hadir merayaka hari kemerdekaan negara itu. Sontak saja kunjungan itu mendapat kecaman dari MUI.

Normalilasi hubungan ekonomi ini sudah bermula sejak 2001, ketika mantan Menperindag era Gusdur Luhut Binsar Panjaitan meneken SK Menperindag No. 23/MPP/01/2001 tgl 10 januari 2001 yg melegalkan hubungan yg oleh rezim soeharto sangat diharamkan. Tak heran saat ini produk2 Israel membanjiri indonesia, negeri yg secara ideologi sangat membenci bangsa zionis itu.

Pindad pernah memproduksi senjata untuk Israel Galil. Indonesia sendiri kepincut setengah mati untuk beli pesawat super canggih Drone produksi Israel. Sejak 1980-an persenjataan Israel Military Industry sudah jadi langganan militer kita, termasuk senapan ringan UZI yg dulu dipakai Kopassus. TNI juga pernah latihan bersama badan intelijen Israel, Mossad. Jadi, sepertinya tinggal menghitung hari saja negeri ini bakal terang-terangan membuka hubungan diplomatik dengan zionis Israel.


Sumber : KONSPIRASI

0 komentar:

Posting Komentar